The Scum Villain's Self-saving System #10

Chapter 10: Witch' Provocation


Kendati diusir oleh orang yang sudah ia selamatkan nyawanya dengan susah payah, Shen Qingqiu merasa sangat puas.

Liu Qingge yang seharusnya mati di tangannya, diselamatkan secara tak sengaja.

Jika bisa menjalin hubungan baik dengan orang ini, Shen Qingqiu tidak akan takut pada siapa pun meski jika semua musuh muncul sekaligus di depan pintunya. Dan andaipun ia mengambil langkah mundur dan rencananya untuk membina murid baiknya, Luo Binghe, tidak berhasil, Liu Qingge sebagai Penguasa Puncak Bai Zhan setidaknya punya kekuatan untuk melawan protagonis.

Ini sedikit memanfaatkan, tetapi di depan takdir lama, tak ada gunanya bicara soal moral.

Mengapa sistem tidak memiliki nilai Strategi atau Kecerdasan? Ia bisa saja menggunakan poin-poin itu.

Sistem tidak merespons dan menunjukkan keengganannya untuk berkomunikasi dengan orang ini.

Di dalam gua, tidak ada matahari atau bulan. Shen Qingqiu merasa belum melakukan banyak hal dan inilah saatnya ia keluar dari Gua Lingxi.

Matanya terpejam. Shen Qingqiu bersila di atas ranjang batu. Ia menunggu sampai energi spiritual terakhir beredar melalui anggota tubuh dan tulangnya sebelum ia membuka mata.

Setelah mengabdikan diri untuk berlatih selama beberapa bulan, ia sudah bisa mengirim dan menerima energi spiritual dengan bebas. Fondasinya juga naik ke tingkat berikutnya. Keadaan ini menunjukkan bahwa tubuhnya sudah seratus persen di bawah kendali, bahkan jejak ketidaksesuaian terakhir musnah. Penglihatannya menjadi jernih, sangat berbeda dari sebelumnya.

Shen Qingqiu melompat dari ranjang batu. Tubuhnya menjadi lebih enteng, seolah-olah keempat anggota tubuhnya seringan angin sepoi-sepoi. Padahal, tubuhnya benar-benar terasa buruk dan kaku sebelumnya.

Tentu, bisa jadi ini hanya perasaan subjektifnya sendiri. Lagi pula, hari-hari pengasingannya secepat memencet tombol maju video. Jika ini novel, ini akan selesai dalam satu bab jika tidak dibanjiri tambahan-tambahan oleh Dafeiji-juju.

Sebelum pergi, ia merasa harus menyapa junior di sebelah. Ia mengetuk pintu batu itu.

Shen Qingqiu berkata, "Shidi, bagaimana keadaan di situ? Shixiong ini sudah selesai berkultivasi dan akan keluar."

Suaranya bergema di gua yang kosong. Tidak keras, tetapi cukup untuk bisa didengar dengan jelas oleh orang seperti Liu Qingge.

Benar-benar tidak ada tanggapan dari sebelah. Shen Qingqiu tidak peduli dan sudah menyatakan niatnya baiknya (?). Saat ia mengibaskan pakaian, angin kencang di bawah kakinya membawanya keluar dari Gua Lingxi untuk menuju badai yang akan datang.

Benar. Badai. Setelah menghitung hari, sudah waktunya untuk peristiwa ini. Adegan berikutnya sangat penting dan dianggap sebagai salah satu babak kecil terkemuka di Jalan Dewa Iblis yang Angkuh.

Para pelaku kejahatan dari bangsa iblis berhasil menyusup ke sekte Cang Qiong dan memicu kerusuhan antara manusia dan iblis.

Dan dua pemeran utama wanita penting di novel itu juga akan muncul dalam kerusuhan, lalu mulai memperhatikan Luo Binghe.

Gua Lingxi terisolasi dari dunia luar dan di dalamnya sunyi. Namun, begitu keluar dari gua, ia menyaksikan Puncak Qiong Ding terbakar dan ada murid yang berlarian dengan panik di mana-mana. Alarm pun berbunyi.

Shen Qingqiu paham bahwa para pelaku kejahatan dari alam iblis sudah menyerbu gunung.

Beberapa murid yang tahu siapa ia, segera bergegas setelah melihatnya. "Shen-shibo(1), Shen-shibo, akhirnya Anda keluar! Ada masalah besar. Orang-orang dari Alam Iblis sudah naik ke Puncak Qiong Ding dan melukai banyak saudara seperguruan kita!”

Shen Qingqiu menyentuh salah satunya dan dengan tenang berkata, “Tenanglah! Di mana kepala sekte?"

Murid A menangis dan berkata, "Kepala sekte turun gunung karena ada urusan penting. Kalau bukan karena ini, bagaimana mungkin iblis mengambil kesempatan untuk menyerang?"

Murid B berkata dengan marah, "Iblis-iblis itu benar-benar tercela! Tidak hanya memanfaatkan kekosongan, tapi juga ingin menghancurkan Jembatan Pelangi penghubung Dua Belas Puncak dan memasang penghalang yang aneh. Puncak Qiong Ding tidak bisa mendapat bantuan dari puncak-puncak lain."

Shen Qingqiu sudah tahu kejadian ini dan sekadar bertanya sebagai formalitas. Kini, setelah berkultivasi, ia punya pengalaman meninju Luo Binghe dan menendang Liu Qingge (...), lalu berkata dengan bangga, "Tidak perlu panik. Sekte Gunung Cang Qiongku adalah sekte yang hebat dan banyak tokoh luar biasa. Aku khawatir para ampas Alam Iblis ini tidak akan berhasil." Setelah selesai bicara, ia bergegas menuju jalan setapak.

Para murid tiba-tiba merasa menemukan kekuatan dan mengikuti Shen Qingqiu seperti kereta. Di tengah jalan, mereka berpapasan dengan orang-orang yang berlari bak lalat tanpa kepala dan lantas mengikutinya. Mereka yang tak tahu apa yang sedang terjadi juga mengikuti dan rombongan menjadi panjang. Mereka pun sampai di Aula Qiong Ding.

Semua orang dari Puncak Qiong Ding di Gunung Cang Qiong berdatangan untuk mengepung dan menekan iblis yang telah menembus area dalam. Murid-murid Puncak Qing Jing "kebetulan" berada di sana untuk bertemu Shen Qingqiu yang telah meninggalkan gua karena tuntutan plot dan mereka berkumpul lebih awal. Matanya langsung mencari sosok Luo Binghe. Seperti dugaan, ia berdiri di tengah kerumunan. Ekspresinya serius.

Shen Qingqiu sudah lama tak melihatnya dan ia sudah tumbuh jauh lebih tinggi. Sosok pemuda itu seperti bambu yang tinggi dan wajahnya yang tirus terlihat tampan, juga sangat menarik perhatian. Melihat protagonis sudah hadir, Shen Qingqiu menjadi tenang sebelum mengalihkan perhatiannya pada musuh.

Di depan aula Qiong Ding yang megah dan agung, energi iblis dari seratus lebih kelompok iblis memancar. Pemimpin invasi iblis kali ini jelas hanya seorang gadis berusia lima belas tahun.

Shen Qingqiu sedikit antusias. Dia keluar! Akhirnya dia keluar!

Di antara bangsa iblis yang menyukai pakaian mewah, gadis ini berpenampilan eksotis dan sangat tidak biasa. Rambut hitam panjangnya ditata menjadi beberapa kepang kecil, kulitnya cerah, riasan matanya glamor, dan bibirnya amat merah. Meski ia masih muda, Shen Qingqiu sudah bisa melihat kecantikan dan sikapnya yang menarik kelak. Di hari yang panas, pakaiannya sangat terbuka dengan beberapa helai muslin merah yang membalut tubuhnya, cincin perak di pergelangan tangan-kaki, serta lonceng-lonceng kecil di sekujur tubuh yang berkerincing seiring dengan gerakannya yang gemulai.

Dia menginjak tanah dengan kaki telanjang seputih salju. Mau tidak mau, Shen Qingqiu menyipitkan matanya dan memperhatikan lebih lagi.

Ini bukan karena perilaku buaya darat yang mesum, tapi ... berjalan dengan kaki telanjang puluhan ribu li(2) ini dari Alam Iblis melintasi pegunungan dan perairan, Nona muda ... apa kakimu tidak sakit?

Salah. Bukan itu poin utamanya!

Intinya adalah ia (salah satu) tokoh wanita paling populer dalam novel Perjalanan Dewa Iblis yang Angkuh. Perawan Suci Iblis, Sha Hualing.

Sha Hualing adalah iblis berdarah murni. Ia kejam dan bengis; licik dan genit, tetapi ia cinta setengah mati pada Luo Binghe. Dan setelah bersama dengan Luo Binghe, jangankan membunuh, ia bahkan berani mengkhianati bangsa iblis demi pria itu.

Meskipun gadis bodoh dan tergila-gila semacam ini sekarang cukup dikritik, tidak mungkin sedikit pembaca pria yang menyukainya. Sayang sekali gadis seksi sepertinya akan jatuh ke pangkuan orang lain.

Shen Qingqiu tak bisa menahan diri untuk tidak melirik Luo Binghe. Tepat pada saat itu, Luo Binghe melihat secara tak sengaja dan mereka bertemu pandang. Keduanya membelalak. Luo Binghe seperti hendak berbicara, tetapi ragu-ragu sekaligus antusias. Shen Qingqiu mengangguk padanya.

Saat ini, Jembatan Pelangi penghubung Dua Belas Puncak rusak. Para penguasa puncak ada yang sedang tidur, mengasingkan diri, berbelanja, dan melakukan perjalanan bisnis. Kedatangan Shen Qingqiu, salah seorang penatua, tak diragukan lagi menjadi jaminan yang kuat. Para murid langsung mendapatkan kepercayaan diri, terutama Ming Fan. Ia berteriak, "Gadis iblis, guruku sudah ada di sini! Kita lihat, apa kau berani sombong lagi!”

Semakin banyak orang berkumpul; ratusan murid berseragam tampak geram dan mengepung penyerbu di depan aula. Beberapa iblis ingin mengambil kesempatan untuk menerobos, tetapi Shen Qingqiu menggunakan mereka untuk melatih tangannya. Ia mengangkat dan melemparkan mereka kembali ke kaki Sha Hualing.

Sha Hualing selalu cerdas dan waspada. Tadi, ia pongah karena bisa merundung Gunung Cang Qiong untuk waktu yang lama. Kali ini, ia santai dan lengah sebab ia tak melihat Yue Qingyuan yang sedang keluar untuk suatu keperluan. Penatua lain juga tidak tampak batang hidungnya di Puncak Qiong Ding. Kini, setelah sadar bahwa ia tak bisa bersenang-senang, ia segera mengubah perkataannya. "Kali ini, klanku naik ke gunung bukan untuk berkelahi. Hanya saja, aku sudah lama mendengar kalau Gunung Cang Qiong di Zhongyuan(3) punya banyak orang berbakat. Aku penasaran, jadi aku datang untuk saling belajar dan mencari tahu."

Shen Qingqiu menggoyangkan kipasnya dan berkata, "Tidak masalah, tidak masalah. Tapi, kalau ingin saling belajar, kenapa di saat pemimpin pergi? Kenapa merusak Jembatan Pelangi? Kenapa Anda menyakiti murid-murid di sekteku? Aku tidak pernah tahu metode saling belajar semacam itu."

Sha Hualing menggigit bibirnya dan mengeluarkan senjata khusus wanita. Ia angkat sehelai rambut yang jatuh di depan pipi dan berkata dengan anggunnya, "Ini pasti si Pedang Xiu Ya, Penatua Shen Qingqiu yang terkenal. Memang benar, melihatnya lebih baik daripada mendengar. Ling'er masih muda dan belum mampu mengendalikan bawahannya dengan baik. Jika aku sudah menyinggung Anda, semoga tuan dewa ini bermurah hati dan memaafkan.”

Kendati bahasanya lembut, Shen Qingqiu tak sedikit pun tergerak. Di antara mereka, tak ada yang tahu lebih baik seluk-beluk runutan peristiwa ini daripada dirinya.

Invasi Alam Iblis yang digerakkan oleh Sha Hualing kali ini sebenarnya karena ia baru saja diangkat menjadi perawan suci iblis. Ambisius dan angkuh; ia tidak tahu tingginya langit dan kedalaman bumi(4). Ia ingin mencapai puncak pertama sekte Gunung Cang Qiong dalam satu gerakan untuk merebut prasasti Aula Qiong Ding sebagai piala dan bukti pencapaian saat kembali ke Alam Iblis. Di saat bersamaan, ia menggunakan ini untuk mendemonstrasikannya di depan Alam Manusia.

Shen Qingqiu berkata, "Bisakah nona muda ini mengatakan kesimpulannya sekarang?"

Sha Hualing mengerutkan bibirnya dan berkata sambil tersenyum, "Walau klan kami berada dalam posisi yang lemah sekarang, itu hanya karena para bangsawan sangat kuat. Ling'er tidak berani menarik kesimpulan."

Shen Qingqiu memasang tampang dingin dan berkata, "Oh? Bagaimana Anda bisa menarik kesimpulan?"

Sha Hualing membuka sedikit bibir merahnya, lalu mengatakan metode yang tampaknya adil. “Mengapa kita tidak memilih tiga perwakilan masing-masing dan mengadakan tiga pertandingan di sini sekarang?”

Metode ini cukup bagus. Bagaimanapun, Alam Manusia dan bangsa iblis hampir tidak seimbang selama bertahun-tahun tanpa melepaskan topeng keramahan mereka. Jika gegabah meladeni Sha Hualing beserta gerombolan bawahannya, itu bukannya tidak mungkin, tetapi mudah untuk menciptakan perpecahan. Bangsa iblis pasti tidak akan menyia-nyiakannya. Pada akhirnya, tidak ada gunanya memprovokasi perselisihan yang lebih besar seperti ini. Melepaskan mereka adalah kesalahan. Ia tidak akan membiarkan bangsa iblis ini datang dan pergi dengan bebas di Gunung Cang Qiong. Agaknya, cara terbaik untuk menghadapi mereka adalah dengan menarik batasan, membandingkan dua pihak, saling memberi pelajaran, dan kedua belah pihak mundur selangkah. Itu akan menghindarkan diri dari penghinaan.

Dalam karya aslinya, bagian ini dianggap sebagai titik plot utama yang kecil, sehingga Shen Qingqiu dapat mengingatnya dengan cukup jelas.

Percobaan pertama adalah Shen Qingqiu lawan tetua iblis berlengan satu. Untuk menyoroti kualitas sampah Shen Qingqiu, ia harus menggunakan metode tercela untuk menang. Setelah perbandingan, sikap terbuka dan jujur Luo Binghe di ronde ketiga dapat memberikan kontras yang kuat kepada pembaca.

Di sini, Shen Qingqiu tidak akan merusak citranya dengan sia-sia.

Tetua Du Bi yang berpakaian ungu dan hitam, terdiam dan membisu. Ia mendengarkan instruksi Sha Hualing dan berjalan ke tempat terbuka di depannya.

Murid-murid perguruan bersorak untuk Shen-shibo. Shen Qingqiu tahu Tetua Du Bi memiliki berat badan yang besar. Ia tersenyum dan berkata, "Kau hanya memiliki satu tangan, jadi sekalipun aku menang, itu bukan kemenangan yang adil."

Sha Hualing menutupi mulutnya dan berkata, "Oh? Ling'er punya cara dan kupikir itu lebih baik. Bagaimana jika ... Tuan dewa juga mematahkan lengannya? Dengan begitu, ini dianggap adil."

Kemarahan ada di mana-mana di luar lapangan. Shen Qingqiu tidak peduli. Ia tersenyum kecil dan perlahan membuka kipas lipatnya. "Bagaimana kalau aku tidak menggunakan satu tangan?"


—End of Chapter 10—


Catatan kaki

1. Shibo: paman seperguruan bela diri. Bisa juga paman guru.

2. Li: satuan jarak. Satu li sama dengan setengah kilometer/500 meter.

3. Zhongyuan: Dataran Tengah. Cuma, saya lebih mantap dengan membiarkan namanya asli saja.

4. Tidak tahu tingginya langit dan kedalaman bumi: Pengetahuannya masih sedikit/dangkal.


<<Sebelumnya               Selanjutnya>>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Scum Villain's Self-saving System #1

Sinopsis "The Scum Villain's Self-saving System"

The Scum Villain's Self-saving System #15