The Scum Villain's Self-saving System #3

Chapter 3: Cannon Fodder Cutting In


Shen Qingqiu adalah orang yang mudah menyesuaikan diri.

Sejak bertransmigrasi ke dunia Jalan Iblis Dewa yang Arogan lantaran kepangnya sudah diangkat(1) di dunia asalnya, ia merasa lebih baik jika berbaur di sini.

Ia datang ke dunia kultivasi dan masuk ke tubuh seseorang dengan kultivasi dan keahlian pedang yang baik, juga terkenal di sekte kebenaran. Jika ingin menjadi pusat perhatian, ia bisa menjadi pusat perhatian. Jika ia ingin mundur, ia bisa melakukan apa pun yang ia suka di sekte Gunung Cang Qiong tanpa ada yang bertanya. Tidak ada yang buruk dengan situasi ini.

Satu-satunya kesulitan adalah mencari gadis.

Dalam novel harem semacam ini, selama gadis itu tidak jelek, ia akan masuk ke kantong protagonis pria. Semua orang tahu itu.

Namun, keinginan Shen Qingqiu tidak terlalu muluk-muluk. Ia puas dengan makan, menunggu ajal di sini, dan mengurus hidupnya. Bagaimanapun, ini tidak jauh berbeda dengan kehidupan sebelumnya.

Tetapi, selama Luo Binghe ada, ia tak akan lepas dari menjadi sorotan. Sepanjang ia tetap berada di alur utama cerita asli yang dibangun oleh penulisnya, sekalipun ia mengasingkan diri di tempat tersembunyi yang indah, Luo Binge bisa menariknya keluar setelah berkuasa dan memutilasinya jadi tongkat manusia. 

"Bukannya aku tidak mau memeluk paha protagonis pria, tapi siapa yang membuatnya sekejam ini? Jika punya dendam, dia akan membalas ribuan kali lipat."

Setelah mengutuk Master Agung Pesawat Menembak ke Langit setiap hari, Shen Qingqiu lekas menetapkan beberapa tujuan. Singkatnya, membiasakan dirinya dengan lingkungan, bekerja dengan sistem sebanyak mungkin, tekun meningkatkan pencapaian, mendapatkan poin B, dan membuka fungsi OOC sesegera mungkin. Jika situasinya tidak terlihat bagus, ia harus mencari jalan lain.

Puncak Dua Belas Cang Qiong seperti dua belas pedang yang ditempa oleh surga dan bumi. Terjal, megah, dan menjulang ke langit, menembus awan.

Shen Qingqiu menduduki Puncak Qing Jing yang bukan merupakan puncak tertinggi, tetapi paling sunyi, rimbun, dan teduh dengan bambu yang tumbuh di mana-mana. Ditambah lagi, kebanyakan murid Shen Qingqiu harus belajar memainkan qin (kecapi), bermain catur, menulis kaligrafi, dan melukis. Seringnya, mereka bisa mendengar suara buku yang dibolak-balik atau kecapi. Benar-benar tempat terbaik untuk para anak muda yang menekuni sastra dan seni klasik. Sangat selaras dengan pembawaan Shen Qingqiu asli yang bertipe B ini.

Beberapa murid yang lewat menyapa Shen Qingqiu dengan hormat, sementara ia mencoba bersikap seperti Shen Qingqiu asli. Dengan ekspresi dingin, ia mengangguk kecil, lalu berjalan terus dengan tangan tergenggam di belakang dan ia pun berhasil melewatinya. Ia hanya pusing soal bagaimana nanti ia harus mencocokkan nama yang ada di buku dengan wajah orang-orang yang berlalu dalam sekejap.

Tetapi, hal-hal ini bukan masalah yang paling mendesak untuk Shen Qingqiu yang harus diselesaikan sekarang juga. Jika ingin menyelamatkan diri, pertama-tama ia harus mendapatkan seni bela diri dan teknik pedang yang asli.

Jika tak salah ingat, sebelum Luo Binghe berubah kejam, Gunung Cang Qiong menghadapi beberapa kejadian besar: beberapa percobaan invasi iblis, Konferensi Aliansi Dewa, dan semua itu mengharuskannya bertarung sendiri. Kalau ia hanya merasuki tubuh tanpa kemampuan yang sesungguhnya, tamatlah riwayatnya! Tak usah bicara soal meneruskan jalan cerita atau menghadapi protagonis, yao dan guai(2) kecil mana pun bisa mempermainkannya sampai mati.

Shen Qingqiu jauh memasuki hutan tanpa diketahui oleh siapa pun. Ia memastikan tak ada seorang pun di sana sebelum melepas pedang di pinggang kanan, lalu tangan kiri memegang sarungnya dan yang kanan memegang gagang. Perlahan, ia menariknya keluar.

Pedang Xiu Ya digunakan oleh Shen Qingqiu saat ia menjadi terkenal di masa muda, juga dianggap bergengsi.  Cahaya pedang itu seputih salju, jernih, dan tidak menyilaukan. Benar-benar barang berkualitas nomor wahid. Jika energi spiritual disalurkan ke pedang, bilahnya akan sedikit bersinar. Ia berpikir bagaimana cara untuk menyalurkan energi spiritualnya ke senjata, lalu pedang seketika mengeluarkan cahaya putih.

Agaknya, dasar kultivasi dan teknik bela diri pengguna aslinya otomatis diwariskan. Ia bisa menggunakannya tanpa perlu berpikir banyak. Sinar pedang itu keluar tanpa ia perintahkan. Shen Qingqiu ingin melihat sekuat apa dirinya, jadi ia tebaskan pedang itu ke depan dengan asal.

Siapa yang tahu tebasan iseng ini akan sangat menakutkan? Cahaya pedang itu bersinar menyilaukan mata, seperti kilatan petir yang dilepaskan dari tangan. Saking terangnya, ia harus menutup mata. Begitu membuka mata lagi, ia melihat parit yang dalam, seolah tanah baru saja disambar petir.

"Bangsat!"

Shen Qingqiu tak berekspresi, tapi hatinya hampir meledak karena saking senangnya.

Agresif. Layak untuk sosok berlevel master yang menguasai puncak. Dengan dasar kultivasi ini, juga latihan keras selama dua puluh tahun lagi dan mungkin sebagai upaya terakhir di masa depan saat ia harus menghadapi Luo Binghe yang OP itu, ia akan punya kesempatan untuk kabur!

Benar. Yang ia harapkan hanyalah kabur.

Ia ingin berlatih lagi agar bisa meneruskan rencananya lebih cepat. Tetapi, kemudian ia mendengar lamat-lamat langkah yang mematahkan ranting.

Sebenarnya suara itu sangat jauh, tetapi sekarang kelima inderanya sensitif. Sama sekali tak sulit baginya untuk mengetahui dari mana asalnya. Shen Qingqiu melihat parit tadi dan memasukkan pedangnya ke sarung, lalu bersembunyi di balik pohon yang sangat rimbun.

Suara langkah mendekat sebelum Shen Qingqiu mendengar bahwa itu bukan dari satu orang saja. Tentu, setelah beberapa saat, muncullah wajah cerah dan lembut Luo Binghe, juga suara jernih dan merdu seorang gadis.

"Ah Luo(3), Ah Luo, lihat! Ada parit yang sangat lebar di tanah!"

Mendengar cara si gadis memanggil Luo Binghe, Shen Qingqiu yang bersembunyi hampir tersandung.

Sistem memperkenalkan.

【Tokoh baru: Murid perempuan termuda Shen Qingqiu, Ning Yingying.】

"Apa perkenalanmu berguna? Semua orang tahu siapa satu-satunya yang memanggil Luo Binghe seperti itu," ujar Shen Qingqiu dengan wajah tanpa ekspresi.

Sosok gadis cantik yang mengikuti Luo Binghe muncul. Ia terlihat sedikit lebih kecil dari Luo Binghe, elok, dan menggemaskan. Rambutnya yang dikepang, diikat dengan pita jingga. Ia berlari dan melompat, tampak lugu.  Inilah tipe junior perempuan kecil yang lucu di setiap novel kultivasi standar.

Dan saudari seperguruan ini membuat perasaan Shen Qingqiu rumit.

Ini karena ia punya maksud pada Ning Yingying. Ah, bukan! Harusnya, Shen Qingqiu asli yang punya maksud pada Ning Yingying.

Shen Qingqiu adalah orang yang diam-diam munafik. Karena di luar ia tampak baik, suci, dan cintanya tanpa pamrih, di dalamnya ia pasti tidak tahu malu, kotor, dan tercela. Sebagai guru, ia punya pikiran hina terhadap murid-murid yang lincah dan berperilaku baik. Beberapa kali ia mencoba untuk menyentuh mereka dan hampir berhasil.

Berani menyentuh para wanita milik protagonis; bisa dibayangkan sendiri hasilnya!

Saat Shen Qingqiu membaca novel, ia merasa agak aneh. Mengapa Luo Binghe tidak mengebirinya saja? Ini benar-benar tidak cocok dengan gaya jahat tapi menawan Bing-ge(4)! Jadi, ia mengecek kolom komentar dan ikut-ikutan gerombolan pembaca yang membanjirnya dengan unggahan, "Tolong, kebiri Shen Qingiu! Kalau tidak kebiri, tinggalkan tulisanmu!" Kini, saat ia mengingat dan memikirkannya dengan hati-hati, ia ketakutan. Jika saat itu banding berhasil, ia harus memotong tangan yang sudah menuliskan unggahan semacam itu sekarang!

Luo Binghe melirik ke parit itu, tapi hanya tersenyum setengah hati. Ning Yingying ingin mendapatkan perhatiannya, tetapi tidak tahu harus berkata apa. "Menurutmu, saudara seperguruan mana yang berlatih teknik pedang cahaya di sini?"

Luo Binghe memegang sebuah kapak dan mulai menebang pohon, lalu berkata, "Di Puncak Qing Jing, aku khawatir hanya Shizun yang punya tingkat kultivasi seperti ini."

Luo Binghe hanya mengucapkan satu kalimat, lalu tidak memperhatikannya lagi dan memusatkan perhatian pada tangannya, sungguh-sungguh menebang pohon.

Batang-batang pohon itu tidak lemah dan tipis. Kapaknya yang agak berkarat. Luo Binghe cuma berusia empat belas tahun, jadi menebang pohon itu melelahkan. Ning Yingying duduk di atas balok kayu tua sambil mengawasinya dengan pipi yang ia sangga dengan tangan. Setelah beberapa saat, ia bosan lagi dan merengek, "Ah Luo, Ah Luo, temani aku bermain!"

Luo Binghe bahkan tidak bisa menyeka peluhnya dan meneruskan memotong pohon, lalu katanya, "Tidak bisa. Shixiong(5) berpesan, setelah mengurus kayu bakar, aku harus menimba air. Kalau kuselesaikan lebih cepat, aku masih punya waktu untuk bermeditasi."

Ning Yingying cemberut dan berkata, "Kakak-kakak seperguruan memang jahat! Selalu kau yang melakukan ini-itu. Kurasa, mereka sengaja menindasmu. Huh, akan kuberi tahu Shizun soal ini! Dijamin mereka tidak akan berani menindasmu lagi."

Awalnya, Shen Qingqiu menganggap ini sebagai syuting Jalan Iblis Dewa yang Arogan versi live action. Ia berlagak tidak peduli dan menikmati kisah antara dua kekasih masa kecil, tetapi ia sontak memucat karena terkejut setelah mendengar yang barusan.

Tidak, tidak, tidak, jangan datang dan beri tahu aku! Apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa OOC. Pihak mana yang harus kuberi pelajaran?

Saat ini, Luo Binghe kecil tengah penuh dengan penderitaan di dunia. Namun, ia masih memiliki hati lotus putih. Ia menggeleng dan berkata pada Ning Yingying, "Jangan! Aku tidak ingin Shizun repot karena hal sepele seperti ini. Kakak-kakak seperguruan tidak bermaksud buruk. Mereka hanya melihat kalau aku masih muda dan memberiku kesempatan lebih untuk berlatih."

Seketika, Shen Qingiu akhirnya seakan melihat cahaya yang sangat benderang di belakang Luo Binghe dan mau tak mau, ia mundur tiga langkah. Ia benar-benar tidak mungkin bisa melihat lurus protagonis yang dalam keadaan begitu tinggi dan tercerahkan sedalam itu.

Selama Ning Yingying mengoceh, Luo Binghe selesai memotong kayu bakar dengan jumlah yang cukup, lalu menyingkirkan kapaknya dan dengan asal menemukan sepetak tanah yang bersih sebelum bersila, memejamkan mata, dan mulai bermeditasi.

Shen Qingqiu mendesah berat dalam hati.

Kenyataannya, pembawaan OP protagonis sudah kelihatan tandanya di tahap awal drama yang penuh dengan penderitaan itu. Ming Fan memberinya teknik palsu untuk berlatih di awal ia bergabung. Makin Luo Binghe mengikutinya, makin tidak masuk akal akhirnya. Tetapi, dengan bakat tak tertandingi dan darah setengah iblis yang tersembunyi dalam tubuhnya, juga keberuntungan, ia berhasil merasakan metodenya sendiri yang cocok ... terlalu tidak ilmiah.

Saat ia mengembuskan napas, terdengar mendengar bunyi langkah-langkah yang kacau.

Shen Qingqiu langsung tahu, ini tak baik dan sesuatu yang buruk akan terjadi.

Ming Fan membawa beberapa murid tingkat rendah. Begitu melihat Ning Yingying, ia segera ke sana dan meraih tangannya. "Xiao shimei(6)! Xiao shimei, akhirnya aku menemukanmu. Kenapa kau ke tempat seperti ini tanpa bilang-bilang? Daerah belakang gunung sangat luas. Bagaimana kalau binatang buas atau ular berbisa tiba-tiba muncul? O, ya, Shixiong ingin menunjukkan sesuatu yang menarik padamu."

Pastinya ia melihat Luo Binghe yang tengah bermeditasi dalam diam, tapi menganggapnya seperti angin lalu. Tetapi, Luo Binghe cukup sopan, jadi ia membuka mata untuk menyapa, "Shixiong."

Ning Yingying terkikik. "Aku tidak takut ular berbisa atau binatang buas. Selain itu, ada Ah Luo di sini yang menemaniku, 'kan?"

Ming Fan memicingkan mata pada Luo Binghe, lalu mendengkus keras.


—End of Chapter 3—


Catatan kaki:

1. Kepang diangkat: ungkapan lucu yang berarti mati. Asalnya dari masa Dinasti Qing, di mana para pria harus mencukur rambut depan, sementara rambut belakang dikepang dan dibiarkan ke bawah (disebut juga dengan queue). Saat seorang pria melakukan kejahatan serius dan didakwa hukuman mati, pada hari-H eksekutor mengangkat kepang terdakwa sebelum memenggal kepalanya. Maka, kemudian ada ucapan, "Kalau kepangmu diangkat, kau mati."

2. Yao dan guai: yao bisa goblin, iblis, atau roh jahat. Guai adalah monster. Perbedaan yao dengan 魔 (mo/iblis) adalah mo juga punya kekuatan yang lebih besar, jahat, dan punya kemampuan untuk merasuki pikiran dlsb, seperti iblis-iblis yang biasa dikenal dengan sebutan satan atau devil, sedangkan yao tidak. Yao berupa binatang yang punya awareness seperti manusia dan bisa menyerang manusia, tapi tidak parah. Contohnya, siluman. Mereka juga lebih ke bewitching dan seductive.

3. Ah Luo: panggilan lain Luo Binghe. Tambahan Ah di depan nama adalah cara memanggil orang yang sudah dekat atau kenal baik. Kalau digunakan pada nama Shen Qingqiu, jadinya Ah Shen.

4. Bing-ge: ge dari gege (abang). Ini panggilan Shen Yuan (dan si penulis novel asli) untuk Luo Binghe.

5. Shixiong: senior laki-laki.

6. Xiao shimei: shimei adalah junior perempuan, sedangkan xiao berarti kecil.


<<Sebelumnya             Selanjutnya>>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Scum Villain's Self-saving System #1

Sinopsis "The Scum Villain's Self-saving System"

The Scum Villain's Self-saving System #15